Ketonggeng |
Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Arachnida
Ordo: Thelyphonida
O. P-Cambridge, 1872
Ketonggeng adalah hewan beruas mirip kalajengking, tetapi memiliki semacam "cambuk" di bagian belakangnya, alih-alih sengat. Semua ketonggeng termasuk ke dalam bangsa (ordo) Thelyphonida. Sebelumnya, ordo ini digabung bersama Schiyomida membentuk ordo Uropygi. Dalam bahasa Inggris hewan ini disebut "whip scorpions" (kalajengking cambuk).
Hewan ini mudah dikenali dari warnanya yang gelap, memiliki bagian depan mirip kalajengking (lengkap dengan sepasang capit di sekitar kepala), namun tidak memiliki "ekor" dengan ujung sengat seperti kerabatnya itu, ekornya menyerupai sebuah jarum kecil berwarna coklat. Panjang badannya antara 10 – 15 cm Bagian abdomennya (disebut sebagai pygidium) dilengkapi dengan organ berbentuk cambuk (flagellum) memanjang yang agak kaku. Namun, ada beberapa kasus dimana ketonggeng menjadi ukuran yang sangat besar atau raksasa namun sangat jarang.
Di alam liarnya ketonggeng biasanya hidup di sekitar tanah atau kayu yang sudah lapuk.
Ketonggeng aktif mencari makan pada malam hari. Makanan utama ketonggeng pada umumnya adalah serangga, kaki seribu, kalajengking, dan cacing. Ketonggeng sangat efektif dalam mengontrol populasi jangkrik dan kecoa.
Ketonggeng dikenal juga Vinegaroon (Vinegar = cuka) karena ketika terancam, dia akan menyemprotkan cairan gabungan dari asam asetat dan asam oktanoat yang menimbulkan bau seperti cuka. Binatang ini tidak berbisa dan juga tidak bisa menggigit, hanya bisa mencapit. Meskipun bila terkena cairannya yang berbau asam menyengat dapat menyebabkan kulit terasa gatal dan bila parah bahkan bisa menimbulkan rasa panas seperti luka bakar. Bagi manusia tidak berbahaya sama sekali. Tetapi tetap saja jika terkena capitnya akan terasa sangat sakit, karena capitnya tergolong kuat.
Untuk pertolongan pertama, bila terkena cairan ketonggeng, anda dapat membilas dengan air. Sedangkan bila terkena capitnya, usahakan terlepas dahulu. Tindakan selanjutnya anda sebaiknya menghubungi pihak medis terdekat agar dapat ditangani lebih lanjut.
Komentar
Posting Komentar